www.indofakta.id – Pada tahun ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan mengambil peran penting dalam pengelolaan dana dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp150 triliun. Langkah ini disampaikan oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, yang mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Menurut Dony, dividen ini merupakan hasil setoran dari seluruh BUMN yang akan dialokasikan untuk investasi. Dengan total dana yang cukup besar tersebut, Danantara berkomitmen untuk berinvestasi dalam proyek-proyek strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih dalam mengenai perubahan kebijakan, Dony menjelaskan bahwa skema Penyertaan Modal Negara (PMN) juga mengalami transformasi. Sebelumnya, PMN biasa disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disetujui oleh DPR, namun kini mekanismenya bergeser setelah lahirnya Danantara.
Pengelolaan Dana Dividen dan Pentingnya Transparansi
“PMN yang diterapkan sebelumnya telah berakhir. Sekarang kita beralih kepada bentuk equity injection berdasarkan keuntungan BUMN yang dikelola oleh Danantara,” jelas Dony. Dengan perubahan ini, transparansi tetap menjadi prinsip utama dalam proses pemberian modal.
Dalam penyaluran modal tersebut, Danantara memastikan bahwa penilaiannya berdasarkan business plan dari perusahaan yang menerima dana. Dony menegaskan bahwa penerapan parameter yang ketat adalah langkah penting untuk menjaga kredibilitas investasi.
Keberadaan Dony di puncak manajemen menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan alokasi dana yang lebih efektif. Hal ini memungkinkan Danantara untuk memberikan dukungan finansial yang tepat kepada industri penerima dana.
Investasi sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa investasi diharapkan menjadi motor penggerak utama untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Menurutnya, investasi menyumbang sekitar 29% dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah lebih didominasi oleh konsumsi rumah tangga.
Kisaran investasi yang masuk ke Indonesia dalam satu dekade terakhir menunjukkan angka yang signifikan. Total investasi mencapai Rp9.100 triliun dan kini ditargetkan meningkat menjadi Rp13.000 triliun dalam lima tahun mendatang untuk mendorong pertumbuhan yang lebih dinamis.
Rosan menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029 sangat realistis jika dukungan investasi dipenuhi. Proyek strategis yang dikelola Danantara pun diharapkan mampu memberikan kontribusi yang kuat pada pertumbuhan tersebut.
Strategi Baru Dalam Pengelolaan Aset dan Pendanaan
Dari segi aset, Danantara akan mengelola aset sebesar Rp15.000 triliun. Rosan menyatakan bahwa mereka tidak akan bergantung pada PMN yang berasal dari APBN, tetapi akan memanfaatkan dividen BUMN yang diinvestasikan kembali dalam proyek strategis.
Setelah restrukturisasi, dividen yang sebelumnya langsung masuk ke negara kini dapat digunakan untuk investasi yang menciptakan lapangan kerja berkualitas. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
Perkiraan laba Danantara untuk tahun ini mencapai antara US$7 miliar hingga Rp150 triliun. Angka ini merupakan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat sektor riil dan menciptakan nilai tambah yang lebih signifikan.
Investasi ini tidak hanya akan berkontribusi pada sektor riil, tetapi juga akan meningkatkan daya tarik bagi investor asing. Dengan memanfaatkan dana yang ada, Danantara berpotensi memperluas investasi hingga empat sampai lima kali lipat dari jumlah awal. Ini menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Danantara siap menjadi jembatan bagi peningkatan kepercayaan investor, yang pada gilirannya akan mendukung program-program inventif dalam membangun ekonomi yang lebih kuat. Keberadaan mereka di pasar dianggap krusial untuk mendefinisikan masa depan investasi di Indonesia.