www.indofakta.id – Jakarta menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa tingkat polusi di kota tersebut berada pada level yang tidak sehat. Di samping Jakarta, beberapa kota lain seperti Tangerang Selatan, Medan, dan Surabaya juga mengalami situasi serupa, yang menuntut perhatian segera dari berbagai pihak.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah kota dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Ia menekankan bahwa dalam tiga tahun terakhir, Jakarta dan kota-kota besar lainnya sering masuk dalam daftar kota dengan tingkat kualitas udara terburuk di dunia.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa lagi menunda tindakan. Kita perlu bersama-sama menjalankan solusi praktis yang dapat mengurangi tingkat polusi dengan cepat,” tegas Eddy selama menjadi pembicara kunci di acara seminar mengenai transisi energi bersih.
Selain menyarankan penambahan armada kendaraan umum listrik, ia mengatakan bahwa perluasan wilayah operasional transportasi publik juga harus menjadi prioritas. Mengingat bahwa emisi kendaraan bermotor adalah salah satu penyebab terbesar polusi udara, ini adalah langkah strategis yang harus segera diambil.
“Penggunaan kendaraan listrik dan penerapan gaya hidup berkelanjutan, seperti bersepeda, harus dipromosikan lebih aktif,” tambahnya. Mengimplementasikan program ‘bike to work’ dan memperbaiki infrastruktur untuk kendaraan listrik merupakan langkah penting untuk mencapai target yang diharapkan.
Dalam konteks energi, Eddy menekankan pentingnya mempercepat transisi kepada energi terbarukan. Agar pertumbuhan sektor energi dapat terjamin sampai tahun 2034, perlu adanya rencana yang lebih komprehensif dan terstruktur berkenaan dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Mengidentifikasi Sumber Polusi dan Solusi Jangka Panjang
Salah satu tantangan besar dalam menangani polusi adalah identifikasi sumber-sumber utama yang berkontribusi terhadap masalah tersebut. Di Jakarta, banyak hal berkontribusi, mulai dari transportasi sampai industri. Mengidentifikasi dan memahami sumber spesifik polusi sangatlah penting untuk merancang solusi yang tepat.
“Pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk menghasilkan peta jalan yang jelas untuk pengurangan polusi udara,” katanya. Dengan peta jalan tersebut, diharapkan langkah-langkah konkret dapat diambil secara sistematis dan terencana.
Eddy juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya ini. Edukasi kepada publik mengenai dampak buruk polusi udara perlu ditingkatkan, agar masyarakat lebih sadar akan tindakan yang dapat mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan adalah bagian dari solusi jangka panjang terhadap masalah ini.
Salah satu langkah yang efektif adalah mempromosikan penggunaan transportasi publik yang lebih ramah lingkungan. Masyarakat juga harus didorong menggunakan kendaraan bermotor listrik sebagai alternatif untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Pentingnya Kebijakan Energi Terbarukan dalam Mengatasi Polusi
Kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan menjadi kunci dalam mengatasi masalah polusi. Eddy menjelaskan pentingnya mempercepat program transisi energi yang tertuang dalam RUPTL untuk merealisasikan pembangunan sumber energi bersih di masa depan.
“Dengan menargetkan pembangunan 52 GW dari sumber energi terbarukan, kita bisa memastikan bahwa kebutuhan energi industri, komersial, dan rumah tangga terpenuhi tanpa mengorbankan kualitas udara,” ujarnya. Hal ini tentunya sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pembangkit listrik yang berbasis energi terbarukan menawarkan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Eddy juga mengajak pemerintah untuk mempertimbangkan pensiun dini dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang telah lama beroperasi.
“Penting untuk memastikan bahwa ketika kita pensiun PLTU, alternatif berbasis energi terbarukan sudah siap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan energi,” tambahnya. Kesiapan ini harus dipastikan agar tidak terjadi kekurangan pasokan energi ketika satu sumber ditutup.
Kolaborasi Semua Pihak dalam Mengatasi Polusi Udara
Menangani polusi udara bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor. Eddy berharap agar semua pemangku kepentingan, dari pemerintah, industri, sampai masyarakat, dapat berkontribusi secara aktif. “Kami perlu bergotong royong untuk mengatasi masalah pencemaran yang mengancam kesehatan masyarakat,” ujarnya.
“Kami sedang menjalankan kajian mengenai skema pembiayaan yang dapat membantu pensiun dini PLTU, tanpa membebani anggaran negara,” ungkap Eddy. Hal ini menunjukkan adanya keseriusan dalam mencari solusi yang dapat diimplementasikan tanpa dampak finansial yang besar.
Dengan semua langkah ini, diharapkan masalah polusi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya dapat ditangani dengan secepatnya. Eddy menekankan bahwa ini adalah “panggilan mulia” bagi semua pihak untuk responsif terhadap tantangan ini. Tanpa kepedulian dan tindakan, dampak buruknya akan terus dirasakan oleh masyarakat.
“Mari kita bersama-sama mengambil langkah segera untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup masyarakat,” tutupnya. Keberhasilan dalam menangani polusi udara akan sangat bergantung pada kolaborasi dan komitmen semua pihak yang terlibat. Ini adalah waktu untuk bertindak.