www.indofakta.id – Dalam era modern saat ini, masalah kesehatan pendengaran semakin menjadi perhatian serius masyarakat. Di tengah kesibukan aktivitas sehari-hari, kebisingan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan menyebabkan konsekuensi yang berbahaya bagi telinga manusia.
Dr. Fikri Mirza Putranto, seorang pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa tuli akibat bising bukan hanya masalah bagi pekerja pabrik atau sopir, tetapi juga menyangkut semua orang, terutama yang sering menggunakan perangkat audio pribadi.
Gejala awal cedera bising sering kali diabaikan, seperti telinga berdenging yang bisa hilang dalam waktu singkat. Namun, jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan pendengaran yang permanen dan serius.
Selain dampak fisik, cedera bising juga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Banyak orang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, konsentrasi, dan bahkan masalah sosial akibat gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
Berdasarkan penjelasan Dr. Fikri, perangkat audio yang beredar di pasaran memiliki banyak variasi, termasuk earbuds dan headphone dengan berbagai fitur. Pengguna diharapkan lebih peka terhadap risiko yang mungkin ditimbulkan dari penggunaannya.
Penggunaan perangkat audio, seperti headphone yang dilengkapi dengan fitur Active Noise Cancelling (ANC), bisa menjadi alternatif aman yang mengurangi kebisingan tanpa harus menaikkan volume. Namun, perhatian tetap dibutuhkan saat menggunakannya di lingkungan yang ramai.
Untuk menjaga kesehatan pendengaran, Dr. Fikri merekomendasikan beberapa cara yang perlu diikuti ketika menggunakan headset. Penting untuk tidak menaikkan volume di atas 60% dan membatasi waktu mendengarkan tidak lebih dari satu jam dalam sehari.
Sangat dianjurkan untuk memperhatikan kebersihan perangkat audio, serta memanfaatkan fitur volume warning yang kini tersedia di banyak gadget. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mencegah cedera bising yang dapat mengganggu pendengaran.
Risiko Tuli Akibat Kebisingan yang Kian Meningkat
Tuli yang disebabkan oleh kebisingan menjadi ancaman baru di jaman ini, di mana setiap orang dapat terpapar suara keras dengan mudah. Seiring perkembangan teknologi, alat bantu pendengar juga semakin banyak digunakan, namun tanpa pemahaman yang cukup, risiko ini semakin meningkat.
Situasi ini diperburuk dengan kebiasaan masyarakat yang sering mengabaikan volumenya saat menggunakan audio. Banyak yang belum menyadari bahwa kebisingan di sekitar kita—seperti di konser atau tempat hiburan—dapat berkontribusi pada kerusakan pendengaran.
Penggunaan headset di tempat umum semakin membuat kita kurang peka terhadap lingkungan. Jika tidak berhati-hati, bahaya dari kendaraan atau situasi berisiko lainnya dapat terjadi, menambah beban pada kesehatan pendengaran kita.
Proses menuju cedera permanen seringkali berjalan lambat dan tidak terlihat. Sebagian besar orang tidak menyadari sudah berada pada titik risiko, hingga mengalami gangguan serius yang berdampak pada kualitas hidup mereka.
Anjuran untuk rutin memeriksakan kesehatan telinga menjadi sangat penting, khususnya bagi mereka yang menggunakan perangkat audio dalam waktu lama. Rekomendasi ini penting agar cedera bising dapat ditangani sebelum menjadi lebih parah.
Pentingnya Memperhatikan Penggunaan Perangkat Audio
Kesadaran pentingnya memeriksa kesehatan pendengaran perlu ditingkatkan di kalangan pengguna perangkat audio. Dari pengamatan, banyak yang tidak ke dokter sampai merasakan efek samping serius, seperti nyeri telinga atau tinnitus.
Jika seseorang sudah menggunakan perangkat audio lebih dari empat jam sehari atau mendengarkan pada volume tinggi, akan ada kebutuhan mendesak untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Ini adalah langkah awal dalam mencegah kerusakan lebih lanjut.
Metode terapi juga bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan cedera. Untuk yang mengalami cedera dalam waktu kurang dari 12 minggu, pengobatan medis bisa memberikan solusi efektif untuk menanggulangi masalah tersebut.
Sementara itu, bagi individu yang mengalami masalah pendengaran kronis, pengobatan seperti stimulasi magnetik transkranial dapat dipertimbangkan. Ini adalah metode yang memerlukan keahlian dari dokter neurologi untuk mencapai hasil yang optimal.
Pemulihan dari cedera bising yang disertai efek psikologis mungkin memerlukan dukungan dari psikolog atau psikiater. Proses ini penting untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan menyeluruh.
Langkah-langkah Praktis untuk Melindungi Pendengaran Anda
Di era di mana kebisingan adalah bagian dari keseharian, langkah-langkah untuk melindungi pendengaran perlu sangat diperhatikan. Mulailah dengan membatasi waktu mendengarkan perangkat audio dan periksa volume secara rutin.
Tindakan lain yang bisa diambil adalah dengan menyediakan waktu istirahat yang cukup setelah penggunaan perangkat selama satu jam. Ini memungkinkan telinga untuk pulih dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
Kebersihan perangkat audio juga menjadi faktor penentu dalam kesehatan pendengaran. Pastikan untuk membersihkan earbuds secara rutin agar tidak menumpuk bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Dengan menerapkan cara-cara aman menggunakan audio, masyarakat dapat menurunkan angka cedera bising. Ini merupakan investasi untuk kesehatan pendengaran di masa depan.
Masyarakat juga diimbau agar peka terhadap tanda-tanda cedera bising. Menghadapi risiko lebih awal adalah kunci untuk mencegah masalah dengar yang lebih besar di masa mendatang.