www.indofakta.id – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, menekankan bahwa catur lebih dari sekadar permainan; ia adalah cerminan karakter bangsa yang mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesabaran, disiplin, dan strategi. Dalam pandangannya, catur merupakan alat yang mampu menyatukan generasi, menjadikannya warisan budaya yang berharga sekaligus sebagai penggerak bagi kemajuan Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Edhie Baskoro dalam acara Audiensi Catur Indonesia Mendunia: Setiap Langkah Menentukan Arah yang diadakan di Gedung DPR/MPR RI, di mana ia bersama sejumlah atlet catur Tanah Air. Ia mengajak semua yang hadir untuk menyelami makna mendalam dari setiap langkah dalam permainan catur.
Edhie Baskoro juga mengajak semua pihak untuk lebih memahami arti penting Hari Catur Sedunia yang diperingati setiap 20 Juli. Menurutnya, setiap bidak yang maju tidak hanya berkontribusi pada permainan, tetapi juga dapat mengubah nasib dan arah dari apa yang sedang berlangsung. Ia mengingatkan bahwa catur adalah refleksi dari kehidupan itu sendiri.
Dalam momen ini, Ibas mengenang kutipan dari legenda catur, Garry Kasparov, yang menyatakan, “Catur adalah perang tanpa darah dan diplomasi tanpa kata-kata.” Pernyataan ini menggarisbawahi nuansa strategi yang tersimpan dalam permainan ini dan bagaimana ia bisa diterapkan dalam banyak aspek kehidupan.
Melalui permenungan di atas papan catur, Edhie Baskoro mengajak masyarakat untuk mengembangkan karakter dan kualitas diri melalui permainan ini. “Di atas 64 petak, kita belajar banyak mengenai kehidupan; kesabaran, disiplin, dan strategi,” ujarnya, menekankan bahwa pemenang sejati adalah mereka yang tahu kapan harus mengambil keputusan.
Di era yang serba cepat ini, Ibas menyerukan agar lebih banyak sosok pemikir dan perencana diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan. Ia mencatat bahwa di tengah hiruk-pikuk dunia digital kita memerlukan lebih banyak orang yang bisa menganalisis dan tidak hanya menjadi komentator. “Kita butuh para pecatur sejati,” tambahnya dengan semangat yang menggetarkan ruangan.
Pentingnya Catur Sebagai Alat Diplomasi dan Budaya
Edhie Baskoro tegas menyatakan bahwa catur lebih dari sekadar olahraga. “Catur adalah bagian dari kebudayaan kita,” ucapnya. Ia menyoroti peran penting catur dalam berbagai konteks; di sekolah sebagai alat untuk membangun logika, di masyarakat untuk memperkuat hubungan antar warga, dan di arena global sebagai medium diplomasi.
Menurutnya, Indonesia telah memiliki sejarah yang panjang dalam menggunakan strategi dan diplomasi. Ia mengingatkan bahwa kita memiliki banyak teladan, termasuk perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh bangsa pada masa lalu, yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi dewasa ini. “Sejarah kita bukan hanya catatan, tetapi juga pelajaran berharga,” ujarnya.
Edhie Baskoro berharap agar para Grandmaster dan pecatur nasional Indonesia dapat berperan sebagai penjaga akal sehat bangsa. “Dalam kehidupan, satu langkah sering kali menentukan arah yang lebih besar. Saatnya para Grandmaster mengemban tugas ini dengan bijaksana,” ucapnya. Ia juga membagikan pesan motivasi untuk para pecatur muda, agar terus berjuang meskipun perjalanan mereka masih panjang.
Dia mengingatkan bahwa tidak ada yang ditakdirkan untuk menjadi pion selamanya. “Langkah kecil yang penuh kesungguhan dapat membawa perubahan besar,” tuturnya. Dengan semangat yang tinggi, Ibas menekankan pentingnya dukungan sistem yang baik agar setiap talenta di Indonesia dapat berkembang maksimal.
Bagi para pecatur muda, ia menekankan agar tidak meremehkan langkah-langkah kecil yang mereka ambil. “Satu langkah di atas papan catur bisa menjadi langkah menuju kemenangan besar,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Catur sebagai Sarana Pembinaan Generasi Mendatang
Edhie Baskoro mengajak senior untuk aktif berperan dalam membimbing generasi baru di dunia catur. Ia menggarisbawahi bahwa catur bukan hanya tentang kemenangan individu, tetapi tentang menghasilkan lebih banyak pemenang melalui pelatihan dan bimbingan. “Kita harus bersama-sama menumbuhkan kecintaan dan keterampilan bagi anak-anak muda kita,” tegasnya.
Dengan semangat yang membara, Ibas mengajak semua pihak untuk menjadikan catur sebagai bagian dari budaya yang mempersatukan bangsa. “Mari kita jadikan catur sebagai permainan, olahraga, dan warisan budaya yang memperkuat jati diri bangsa,” ujarnya. Ia berharap agar catur dapat berkontribusi bagi kesatuan dan kemajuan Indonesia.
Di akhir pidatonya, Ibas menyampaikan bahwa setiap langkah dalam permainan catur mencerminkan langkah menuju masa depan. “Mari kita bangun masa depan dengan perhitungan yang matang, keberanian, dan kebijaksanaan,” pungkasnya dengan harapan agar semua dapat terinspirasi oleh pesan tersebut.
Salah satu peserta, Masruri Rahman, yang merupakan atlet dan pelatih catur, turut berbagi pandangannya bahwa ada banyak potensi yang perlu diperhatikan. “Kami berharap Pemerintah dapat membantu dalam akses bagi para atlet serta meningkatkan dukungan terhadap penyebarluasan catur yang lebih luas,” tuturnya. Masruri menekankan pentingnya aksesibilitas untuk mencapai prestasi di tingkat internasional.
Acara ini dihadiri oleh banyak atlet catur Tanah Air, termasuk beberapa yang telah menorehkan prestasi di tingkat internasional. Tokoh-tokoh ini membawa harapan serta semangat baru bagi perkembangan catur di Indonesia, diyakini mampu menjadikan Indonesia lebih dikenal di kancah global.
Dengan dukungan yang solid dari semua pihak, diharapkan catur bisa menjadi lebih dari sekadar permainan; menjadi instrumen yang mampu menyatukan, membangun, dan mengembangkan potensi bangsa ke arah yang lebih baik. Mari kita terus bergerak, melangkah ke depan dengan penuh komitmen dan semangat dalam membangun dunia catur di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano