www.indofakta.id – Di tengah meningkatnya ancaman penyalahgunaan narkotika yang mengintimidasi masyarakat, satu suara mendesak muncul dari anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan. Ia menekankan perlunya langkah strategis dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini, menyerukan agar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menetapkan narkotika sebagai bahaya laten nasional yang bisa merusak masa depan suatu bangsa.
Kehadiran Hinca dalam diskusi yang melibatkan wartawan parlemen pada Senin (15/7) mengungkapkan keprihatinan yang mendalam mengenai dampak narkoba. Menurutnya, inisiatif untuk mengatasi masalah ini harus dilakukan melalui pengambilan keputusan politik yang tegas dan berani, mengingat dampaknya yang sangat serius pada kehidupan masyarakat.
Dalam pandangannya, penyalahgunaan narkoba tidak dapat dianggap sebagai kejahatan biasa. Ia percaya bahwa ini adalah masalah sistemik yang telah mengratifikasi struktur sosial dari tingkat desa hingga kota. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam menangani kasus bandar dan pengguna narkoba.
Hinca menegaskan bahwa bandar narkoba adalah penjahat karena mereka memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan pengguna, terutama yang berasal dari kalangan miskin, adalah korban dari situasi tersebut. Selama ini, ia mengkritik negara yang masih menganggap pengguna sebagai pelanggar hukum dan memenjarakan mereka tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatan mereka.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sistem penegakan hukum saat ini mempunyai banyak kejanggalan. Hinca menyerukan agar perlakuan terhadap pengguna narkoba tidak hanya dilihat dari sudut pandang hukum, tetapi juga dari perspektif hak asasi manusia. Dalam hal ini, ia menilai bahwa proses hukum yang ada justru menghukum mereka yang seharusnya dirawat di fasilitas rehabilitasi.
Hinca memaparkan betapa proses hukum yang tidak transparan ini mengakibatkan pengguna narkoba tidak mendapatkan keadilan yang seharusnya. Di banyak kasus, pengguna akan menjawab sehat saat diperiksa, padahal mereka sebenarnya sedang berjuang melawan ketergantungan. Negara pun harus menanggung beban biaya penjara untuk mereka yang seharusnya mendapatkan perawatan.
Pentingnya Mengklarifikasi Status Narkotika Sebagai Bahaya Nasional
Dalam diskusi itu, Hinca juga menyerukan kolaborasi wartawan untuk mendorong MPR agar menetapkan narkotika sebagai ancaman serius. Ia berpesan kepada hadirin bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan penting kepada publik, terutama menjelang pidato kenegaraan mendatang.
Politisi dari Partai Demokrat ini menegaskan, pernyataan terciptanya narkotika sebagai bahaya laten harus menjadi tonggak bagi perubahan dalam kebijakan publik. Menjelang ulang tahun ke-80 Republik, ia berharap ada langkah konkret yang mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Hinca juga menyinggung kasus Tika, seorang anak yang mengalami kesulitan mendapatkan akses terhadap ganja medis. Ia mengecam lambannya tanggapan Kementerian Kesehatan dalam menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi yang merekomendasikan penelitian tentang penggunaan ganja sebagai obat.
Ia menganggap sikap menteri dalam hal ini sangat mengecewakan dan menyatakan bahwa Menteri Kesehatan seharusnya mundur jika tidak mampu memenuhi janji-janji yang telah diucapkan. Dalam pandangannya, hal ini menunjukkan bahwa isu kesehatan masyarakat sering kali terabaikan akibat kebijakan yang tidak mendukung.
Untuk mencapai solusi yang komprehensif dan efektif, Hinca mengusulkan agar seluruh kepala desa di Indonesia dilibatkan dalam upaya memberantas narkoba. Ia berpendapat bahwa peran aktif kepala desa di setiap wilayah sangat penting guna menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tahan terhadap pengaruh buruk dari narkoba.
Peran Aktif Masyarakat Dalam Menyelesaikan Masalah Narkoba
Kepala desa, menurut Hinca, dapat menjadi agen dalam memberantas narkoba di desa mereka masing-masing dengan melakukan tindakan nyata. Ia mengharapkan adanya gerakan bersama untuk usir bandar narkoba, bukan sekadar slogan kosong tanpa tindakan. Hal ini penting agar masyarakat merasa terlibat secara langsung dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Bukan hanya sekedar konsep, Hinca menekankan bahwa aksi nyata yang diperlukan. Melibatkan kepala desa dalam gerakan ini diharapkan bisa menjadi langkah konkret untuk menjaga orang-orang desa dari ancaman narkotika. Ini bukan lagi sekadar jargon “desa bersinar”, melainkan sebuah gerakan terstruktur.
Dengan cara ini, diharapkan masyarakat bisa mendukung satu sama lain dan mencegah penyalahgunaan narkoba. Gerakan ini juga dapat membuka dialog yang lebih luas untuk mendiskusikan permasalahan narkoba, baik di level komunitas maupun tingkat nasional.
Hinca menutup diskusi dengan penyampaian bahwa semua elemen masyarakat harus bersatu padu dalam menghadapi ancaman narkoba. Menciptakan kebijakan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat adalah langkah penting bagi masa depan bangsa.
Dengan keberanian dan komitmen dari semua pihak, diharapkan harapan untuk hidup bebas dari narkoba dapat terwujud dalam waktu dekat. Sebuah harapan untuk generasi mendatang agar tidak terjerumus dalam kegelapan penyalahgunaan narkoba yang mematikan.