www.indofakta.id – Jakarta, dalam sebuah acara penting, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menjadi salah satu narasumber dalam Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara yang diadakan di panggung utama Islamic Book Fair. Acara ini menandai peluncuran buku terbaru Hidayat berjudul “Negara Sejahtera Berlandaskan Etika”, yang mencerminkan pemikirannya tentang etika dalam pemerintahan dan kehidupan berbangsa.
Diskusi kali ini tidak hanya menampilkan buku Hidayat, tetapi juga menjadi ajang untuk menyoroti tema etika yang sangat relevan bagi perkembangan bangsa. Dalam kesempatan ini, sejumlah narasumber termuka dari berbagai sektor turut hadir, memberikan pendapat dan pandangan mereka mengenai pentingnya etika dalam berbangsa.
Melibatkan Menteri Ketenagakerjaan, anggota MPR, serta tokoh-tokoh masyarakat lain, diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai peran etika dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Pesan yang diangkat adalah bahwa etika menjadi dasar untuk menjamin keberlangsungan dan kemakmuran bangsa.
Pentingnya Etika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam pemaparan Hidayat, ia menekankan bahwa etika merupakan hal yang sangat krusial untuk menjaga eksistensi suatu bangsa. Mengutip seorang tokoh sastra Mesir, Hidayat menyatakan bahwa bangsa akan tetap bertahan selama etika dijaga dan dihargai. Ketiadaan etika, menurutnya, akan mengancam keberlangsungan bangsa.
Hidayat menyoroti fakta bahwa etika bukan sekadar nilai abstrak, melainkan sebuah prinsip fundamental yang tertanam dalam jiwa dan ideologi bangsa. Pancasila, sebagai dasar negara, menjadi penunjuk arah dalam membangun etika kehidupan berbangsa yang sesuai dengan cita-cita luhur Indonesia.
Merujuk pada pembukaan UUD 1945, Hidayat mengingatkan semua pihak tentang cita-cita luhur bangsa untuk menciptakan negara yang merdeka, berdaulat, dan sejahtera. Pencapaian atas idéalisme tersebut, menurutnya, tidak mungkin terwujud tanpa fondasi etika yang kuat di semua lini kehidupan.
Penguatan Nilai dan Sosialisasi Etika di Kalangan Masyarakat
Hidayat juga mengungkapkan perlunya sosialisasi dan edukasi yang berkesinambungan terhadap TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Sosialisasi ini jangan sampai terhenti, melainkan harus terus dilakukan untuk menjamin pemahaman dan penerapan etika di kalangan masyarakat.
Buku yang diluncurkan Hidayat menjadi penting tidak hanya sebagai karya tulis, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya etika dalam pemerintahan. Ia mencermati bahwa ada banyak anomali antara nilai-nilai etika yang disepakati secara prinsip dan realitas yang terjadi di lapangan.
Menurut Hidayat, setiap negara yang ingin mencapai kesejahteraan harus berlandaskan etika. Meskipun kita tidak mengharapkan satu sistem utopis, rujukan terhadap ideologi dan nilai-nilai yang ada dapat memberi arah dalam menghadapi dinamika yang selalu berubah.
Komitmen MPR RI dalam Memperkuat Pemahaman Kebangsaan
Forum ini menjadi salah satu dari banyak langkah yang diambil MPR RI untuk menghidupkan kembali kesadaran akan etika dalam berbangsa dan bernegara. Di tengah berbagai tantangan sosial-politik, penting bagi semua pihak untuk berpegang pada nilai-nilai yang menjunjung tinggi etika dan moral.
Melalui pendekatan yang etis dan religius, seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, diharapkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai kebangsaan semakin menguat. Hal ini mendesak untuk membangun fondasi yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Hidayat menekankan bahwa kehadiran nilai-nilai tersebut sangat diperlukan sebagai landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebuah negara yang tidak berlandaskan etika akan menghadapi banyak tantangan yang dapat menggoyahkan stabilitas dan kedamaian, yang merupakan cita-cita semua rakyat.