www.indofakta.id – Pangkalpinang, sebuah kota yang kaya akan keanekaragaman budaya dan potensi, kini tengah bersiap menghadapi Pilkada Ulang 2025. Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Saparudin dan Dessy Ayutrisna, telah resmi mendapatkan nomor urut 3 dalam proses pemilihan ini.
Penetapan nomor tersebut dilaksanakan dalam Rapat Pleno Terbuka yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum setempat. Nomor ini memiliki makna khusus bagi mereka, merepresentasikan prinsip “Tiga Tungku” yang menjadi landasan visi mereka dalam memajukan kota ini.
Dengan sikap yang optimis, pasangan ini menjelaskan bahwa nomor yang mereka peroleh tidak hanya sekadar angka, melainkan simbol dari keseimbangan, ketenteraman, dan kemajuan. Tiga nilai ini menjadi acuan dalam setiap langkah yang akan diambil untuk membangun Pangkalpinang ke depan.
Makna Tiga Tungku dalam Kehidupan Masyarakat
Filosofi “Tiga Tungku” ini diibaratkan seperti tungku dapur tradisional yang memiliki tiga penyangga. Ketiga unsur penyangga ini harus berada dalam posisi seimbang agar dapat berfungsi dengan baik. Hal ini menjadi simbol penting bagi visi pasangan ini untuk menciptakan stabilitas di berbagai aspek kehidupan.
Menariknya, resonansi dari filosofi ini juga mencerminkan koeksistensi dalam kehidupan masyarakat Pangkalpinang. Prof Udin dan Dessy mengusung prinsip pembangunan yang menyeluruh, menekankan pentingnya pemerataan dalam segala sektor, mulai dari pendidikan hingga kesehatan. Keduanya percaya, dengan menerapkan prinsip ini, maka kesejahteraan masyarakat akan terwujud.
Dalam pandangan mereka, pembangunan bukan hanya terkait infrastruktur, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat. “Kami percaya bahwa untuk membangun kota, kita harus membangun manusianya terlebih dahulu,” tegas Dessy dalam berbagai kesempatan.
Komitmen pada Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat
Komitmen ini diungkapkan dalam serangkaian program yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan. Prof Udin menggarisbawahi pentingnya akses pendidikan yang merata bagi semua lapisan masyarakat. “Pendidikan adalah kunci perubahan,” tambahnya. Kehadiran pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat mendorong generasi penerus untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi perhatian utama. Dessy menyatakan bahwa dengan pelayanan kesehatan yang maksimal, masyarakat akan lebih produktif. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap warga mendapatkan haknya untuk hidup sehat dan sejahtera,” ujarnya.
Pendidikan yang merata dan kesehatan yang terjamin merupakan dua pilar utama dalam visi pasangan ini untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Melalui program-program ini, mereka berharap agar setiap individu di Pangkalpinang dapat berkontribusi terhadap kemajuan kota.
Membangun Toleransi dan Kerukunan Antarbudaya
Prof Udin yang juga seorang akademisi, sangat memahami dinamika sosial yang ada di Pangkalpinang. Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan. Di mata Prof Udin, toleransi antarbudaya adalah salah satu penunjang kemajuan sebuah kota.
“Kita harus menjadikan Pangkalpinang sebagai contoh kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,” kata Prof Udin. Dalam berbagai kesempatan, ia sering menekankan bahwa kerukunan antar etnis dan budaya harus dipelihara agar terjalin hubungan yang harmonis dalam masyarakat.
Masyarakat yang hidup rukun di tengah keragaman adalah aset berharga untuk masa depan Pangkalpinang. Dengan menjaga toleransi, mereka berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua warganya.
Sinergi Antara Pemerintah dan Masyarakat untuk Kemajuan
Dalam setiap pidatonya, Saparudin menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh lokal. Menurutnya, ketiga unsur ini merupakan penyangga yang harus bekerja sama untuk menciptakan stabilitas dan kemajuan di Pangkalpinang.
“Pembangunan yang berkelanjutan hanya bisa dicapai jika ada kolaborasi yang baik,” ujarnya dengan tegas. Dia percaya bahwa suara masyarakat adalah hal yang perlu didengarkan untuk menciptakan kebijakan yang tepat. Melalui dialog yang terus menerus, harapannya adalah terciptanya solusi yang berdasarkan pada kebutuhan riil masyarakat.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi gap antara pemerintah dan masyarakat. Ketika keduanya bersatu dalam sebuah tujuan yang sama, maka arah pembangunan Pangkalpinang akan lebih terarah dan sesuai dengan harapan seluruh warganya.