• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Selasa, 17 Juni 2025
Indo Fakta
No Result
View All Result
  • Login
  • Nasional
  • Internasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Life
  • Nasional
  • Internasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Life
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Sorotan Garis Kemiskinan Indonesia Belum Ideal untuk Negara Berpendapatan Menengah

Sorotan Garis Kemiskinan Indonesia Belum Ideal untuk Negara Berpendapatan Menengah

BacaJuga

Eddy Soeparno Yakin Presiden Prabowo Putuskan yang Terbaik Tanpa Rencana Reshuffle

Eddy Soeparno Yakin Presiden Prabowo Putuskan yang Terbaik Tanpa Rencana Reshuffle

Rapat Tertutup DPR Bersama Panglima TNI dan Kepala Staf AD AL AU

Rapat Tertutup DPR Bersama Panglima TNI dan Kepala Staf AD AL AU

www.indofakta.id – Bank Dunia baru saja memperbarui ambang batas perhitungan penduduk miskin yang menunjukkan perubahan signifikan dalam standar kemiskinan global. Dengan menggunakan paritas daya beli (PPP) 2021, perubahan ini menyoroti pentingnya evaluasi kembali ukuran garis kemiskinan di Indonesia, yang saat ini dianggap terlalu rendah oleh banyak ahli ekonomi.

Fakta menarik adalah bahwa Indonesia, meskipun dikategorikan sebagai negara berpendapatan menengah, masih memiliki garis kemiskinan yang serupa dengan negara-negara dengan pendapatan lebih rendah. Menurut Anggota Dewan Ekonomi Nasional, Arief Anshory Yusuf, pembaruan ini merupakan langkah penting untuk memahami konteks kemiskinan kita dengan lebih baik.

Pembaruan Garis Kemiskinan Global dan Implikasinya

Pembaruan garis kemiskinan yang dilakukan oleh Bank Dunia berdasarkan International Comparison Program (ICP) 2021 mengindikasikan bahwa garis kemiskinan ekstrem kini diubah dari US$ 2,15 menjadi US$ 3 per hari. Ketiga nilai garis kemiskinan global yang sebelumnya ditetapkan juga mengalami revisi. Hal ini berdampak langsung pada pengukuran kemiskinan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dari sisi perhitungan, dengan nilai tukar PPP 2024 yang berada di angka Rp 6.071 per US$, garis kemiskinan ekstrem yang baru ini setara dengan Rp 18.213 per hari atau sekitar Rp 546.400 per bulan. Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan nasional yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 595.000 per bulan, terlihat bahwa angka tersebut hanya sedikit di atas batas kemiskinan ekstrem internasional. Hal ini adalah sinyal yang kuat bahwa standar yang kita miliki selama ini mungkin perlu ditinjau kembali agar lebih mencerminkan kenyataan yang ada di lapangan.

Strategi Penetapan Garis Kemiskinan yang Lebih Realistis

Proses penyempurnaan metodologi untuk menentukan garis kemiskinan nasional kini tengah berlangsung. Arief menekankan bahwa metode yang lebih akurat perlu diterapkan agar data yang diperoleh dapat lebih merefleksikan situasi di masyarakat. Salah satu saran yang diajukan adalah agar pemerintah menggunakan standar dari negara berpendapatan menengah bawah, yang ditetapkan sebesar US$ 4,2 PPP per orang per hari, setara dengan Rp 765 ribu per bulan.

Dengan menetapkan angka ini sebagai garis kemiskinan baru, meskipun akan ada peningkatan jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 20%, hal itu justru akan lebih mencerminkan realitas yang dihadapi masyarakat. Pendekatan ini diharapkan dapat membuka ruang bagi kebijakan yang lebih tepat dan efektif untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia.

Kebijakan yang sama juga memerlukan dukungan dari berbagai lembaga dan kementerian yang terlibat, sehingga akurasi data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih strategis dalam penanganan masalah kemiskinan. Kesadaran masyarakat akan isu ini juga merupakan kunci untuk mendukung perbaikan kebijakan pemerintah di masa mendatang.

Previous Post

Kerusuhan LA Makin Brutal, 700 Marinir dan 2.000 Garda Nasional Dikerahkan

Next Post

Evaluasi Jam Masuk Sekolah dan Jam Malam Siswa di Jawa Barat oleh DPR

Rekomendasi

Evaluasi Jam Masuk Sekolah dan Jam Malam Siswa di Jawa Barat oleh DPR

Evaluasi Jam Masuk Sekolah dan Jam Malam Siswa di Jawa Barat oleh DPR

Ibas Dorong Negara Hadir untuk Purna Atlet Tidak Hanya Saat Berjaya

Ibas Dorong Negara Hadir untuk Purna Atlet Tidak Hanya Saat Berjaya

Konsep Ritel Inovatif Pertama di Indonesia dari Nippon Paint

Konsep Ritel Inovatif Pertama di Indonesia dari Nippon Paint

G7 Soroti Ketidakpastian Ekonomi Global Akibat Ancaman Tarif di Masa Depan

G7 Soroti Ketidakpastian Ekonomi Global Akibat Ancaman Tarif di Masa Depan

Perseteruan Trump dan Elon Musk Memuncak, Perang Kata dan Tuduhan Guncang Politik AS

Perseteruan Trump dan Elon Musk Memuncak, Perang Kata dan Tuduhan Guncang Politik AS

Jadwal Pemeriksaan Tiga Saksi KPK untuk Usut Kasus Dugaan di Kemnaker

Kasus Korupsi Iklan Rp122 Miliar, KPK Segera Periksa Ridwan Kamil

Lestari Moerdijat Ajak Sinergi untuk Promosikan Furnitur dan Ukiran Jepara ke Dunia

Lestari Moerdijat Ajak Sinergi untuk Promosikan Furnitur dan Ukiran Jepara ke Dunia

Sidebar

Kategori

  • Bisnis
  • Internasional
  • Life
  • Nasional
  • Regional
Indo Fakta

© 2025 IndoFakta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang..

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Internasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Life

© 2025 IndoFakta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang..

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?